Pelestarian Alam Bawah Laut



Para penyelam yang tergabung dalam Customs Diving Club (CDC), sebuah wadah persatuan penyelam Bea Cukai, meramaikan aksi sosial peduli lingkungan dengan mengadakan Konservasi Terumbu Karang (Coral Reef Conservation) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 30-31 Januari 2016 lalu.














Kegiatan positif ini digelar untuk menyemarakkan Hari Kepabeanan Internasional ke-64 yang biasa diperingati setiap tanggal 26 Januari. Aksi ini berawal dari keprihatinan para diver CDC terhadap kondisi terumbu karang yang cukup kritis terutama di perairan Kepulauan Seribu. Untuk mereboisasi dasar laut, selain dengan cara propagasi karang (transplantasi karang), CDC pun memasang enam buah buoy atau tambat apung untuk tambatan kapal sehingga diharapkan mampu menyelamatkan terumbu karang dari hantaman jangkar perahu.
Inisiatif yang digagas CDC ini disambut baik komunitas penyelam dan aktivis lingkungan yang ada di Kepulauan Seribu. Koordinator CDC yang juga Dive Master, Marlon Wongkar, yang sehari-hari bertugas di KPPBC TMP B Tanjungpinang, mengungkapkan bahwa penyelamatan terumbu karang harus dilakukan dari sekarang. Menurutnya, Kepulauan Seribu yang memiliki sarana edukasi fauna dan wisata laut yang indah dengan berbagai daya tarik alamnya sudah selayaknya dilestarikan. Terlebih wilayah ini masih termasuk ke dalam Jakarta.  
“Panorama bawah laut Pulau Panggang dan Pulau Pramuka cukup indah dengan terumbu karangnya. Kita harus jaga kelestariannya, salah satunya dengan melakukan Propagasi Karang yaitu suatu cara memperbanyak koloni karang dengan cara mengambil sebagian karang (gragmentasi) yang kemudian diikatkan pada suatu substrat atau fish dome sebagai media untuk hidup dan tumbuh karang-karang tersebut. Kebetulan dalam acara ini kita di support sepenuhnya oleh Pemkab Kepulauan Seribu dalam hal ini dari Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan” ujar Marlon.
Sejatinya keberadaan terumbu karang dan pantai pasir putih di Pulau Seribu yang cukup indah menjadi mahkota pulau dan daya tarik tersendiri bagi para pelancong terutama penyelam. Namun aktivitas yang tidak ramah lingkungan, terutama pemakaian alat tangkap ikan ilegal di sekitar perairan Kepulauan Seribu membuat ekosistem terumbu karang cukup mengkhawatirkan. Mengingat kondisi demikian, rehabilitasi terumbu karang di perairan tersebut terutama di Pulau Pramuka menjadi agenda utama yang dipilih CDC untuk merayakan Hari Kepabeanan Internasional pada tahun ini.
Saat itu, kunjungan wisatawan ke kepulauan di wilayah Provinsi DKI Jakarta ini pun terlihat ramai. Namun, kondisi ini rupanya belum diimbangi dengan peningkatan fasilitas wisata yang memadai. Transportasi antarpulau masih terbatas. Pengawasan dan perlindungan ekosistem lautnya pun belum terjamin. Padahal, Taman Nasional Kepulauan Seribu adalah salah satu wilayah yang menjadi habitat terumbu karang yang didominasi jenis koral di Indonesia.
Sebagai sebuah ekosistem, secara langsung terumbu karang menjadi penunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai biota laut terutama ikan. Rusaknya terumbu karang akan berpengaruh langsung bagi kelangsungan hidup dan kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan di laut.
Purwanila Khrisna, salah seorang anggota CDC yang turut ambil bagian di acara ini tampak sangat antusias. Dengan penuh semangat ia bersama rekan penyelam lain menanam langsung terumbu karang dan ikut memasang beberapa buoy. Saat itu ia merupakan satu-satunya perempuan di acara ini. Kendati demikian, hal tersebut justru menjadi motivasi tersendiri baginya. “Saya sangat senang dan bersemangat. Acara ini selain bermuatan sosial juga sebagai ajang romantisme karena bisa reuni sesama rekan yang tadinya jarang ketemu,” ujar Nila. Wanita yang bertugas di KPPBC Jakarta ini mengaku sedang gencar kampanye mengajak generasi penerus khususnya kaum hawa seperti dirinya untuk ikut berkiprah di komunitas CDC.
Mungkin, bagi sebagian orang hal yang dilakukan CDC dinilai sederhana. Namun hal tersebut adalah salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga sumber daya alam dan ekosistem laut di Tanah Air. Pada intinya, kegiatan CDC ingin turut serta menjaga ekosistem bawah laut dan melestarikan potensi laut Indonesia. “Kami pun ingin agar masyarakat mengetahui bahwa Bea Cukai selain sebagai pemungut Keuangan Negara (Bea Masuk, Cukai, dan pungutan lainnya) juga peduli dengan lingkungan hidup khususnya ekosistem bawah laut, yaitu lewat wadah CDC ini”, tutup Marlon. Dan, patut kita nantikan kiprah sosial CDC selanjutnya. (pomo)

Komentar

Postingan Populer